POLA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
1.
Pola Pemberian ASI Eksklusif
a. Pengertian
ASI adalah
suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormone, unsur
kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi (hubertin).
ASI atau
air susu ibu adalah makanan/minuman
tunggal terbaik bagi bayi yang mencukupi kebutuhan nutrisinya, terutama enam
bulan pertama. Maka tidak mengherankan kalau ASI sangat penting bagi bayi
terlebih bila diberikan secara eksklusif.
ASI
Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI
(MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih (Ambarwati,
2008).
Pola adalah
bentuk atau model (lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk
membuat untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pola Pemberian ASI Eksklusif adalah Model kebiasaan ibu menyusui dalam
pemberian ASI meliputi teknik atau cara menyusui, pemberian ASI lama dan
frekuensi menyusui (Depkes RI, 2000).
Green cit
Notoadmojo (2003) menyatakan bahwa pola dipengaruhi oleh tiga
faktor utama. Faktor utama yaitu faktor-faktor predisposisi, pemungkin dan
penguat. Faktor-faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan pola masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi, kepercayaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan.
Ada
beberapa faktor yang membentuk pola yaitu faktor interen dan faktor ekstern.
Faktor intern meliputi persepsi, minat, motivasi sedangkan faktor ekstern
meliputi objek, orang, kelompok (Notoadmojo, 2003).
Sadilih cit Notoadmojo (2003) mengatakan bahwa
hubungan individu dengan lingkungan sosial akan mempengaruhi terbentuknya suatu
pola.
b. Komposisi ASI
1) Protein di dalam ASI
ASI mengandung protein lebih
rendah dari Air Susu Sapi (ASS), tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi
yang tinggi (lebih mudah dicerna). Salah satunya ASI mengandung asam amino esensiil taurin yang tinggi,
yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi
bilirubin.
2) Karbohidrat dalam ASI
Karbohidrat yang utama
terdapat di dalam ASI adalah laktosa.
Kadar laktosa yang tinggi ini sangat
menguntungkan karena laktosa ini oleh
fermentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan suasana asam di dalam usus bayi
sehinggga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis.
3) Lemak dalam ASI
Kadar lemak dalam ASI dan ASS
relative sama, merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin
yang larut dalam lemak (A, D, E dan K) dan sumber asam lemak yang esensiil.
Salah satu keistimewaan lemak dalam ASI jika dibandingkan dengan ASS adalah
asam lemak rantai panjang (arachidonic
dan docadexaenoic) yang berperan dalam perkembangan otak.
4) Mineral dalam ASI
ASI mengandung mineral yang
lengkap. Walaupun kadarnya relative rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur
6 bulan.
5) Air dalam ASI
Kira-kira 88 % dari ASI
terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zat- zat yang terdapat di dalamnya.
ASI merupakan sumber air yang secara metabolic adalah aman. Air yang relative
tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi.
6) Vitamin dalam ASI
Vitamin dalam ASI dapat
dikatakan lengkap, terdiri dari vitamin A, D dan C cukup, sedangkan golongan
vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik yang jumlahnya kurang.
7) Kalori dalam ASI
Kalori ASI relative rendah,
hanya 77 kalori/ 100 ml ASI. Sembilan puluh persen berasal dari karbohidrat dan
lemak, sedangkan 10 % berasal dari protein.
c. Manfaat ASI
1) Manfaat ASI bagi bayi
a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan
baik
b) Mengandung antibodi
c) Mengurangi kejadian caries dentis
d) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan
adanya ikatan antara ibu dan bayi
e) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
2) Manfaat ASI bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi
b) Aspek kesehatan ibu dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan.
c) Aspek penurunan berat badan
d) Aspek psikologis
3) Manfaat ASI bagi keluarga
a) Aspek ekonomi
b) Aspek psikologis
c) Aspek kemudahan
4) Manfaat ASI bagi Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian
bayi
b) Menghemat devisa Negara
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
d) Peningkatan kualitas generasi penerus.
d. Tanda bayi cukup ASI
1) Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari
paling sedikit 6 kali
2) Warna seni biasanya tidak berwarna kuning
pucat
3) Bayi sering BAB berwarna kekuningan
berbiji
4) Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu
merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup
5) Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam
24 jam
6) Payudara ibu terasa lembut setiap kali
selesai menyusui
7) Ibu dapat merasakan rasa geli karena
aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu
8) Ibu dapat mendengar suara menelan yang
pelan ketika bayi menelan ASI
9) Bayi bertambah berat
e. Langkah-langkah menyusui yang benar
1)
Sebelum
menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan
aerola disekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu.
2)
Bayi
diletakkan menghadap perut ibu/ payudara
a) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila
duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung
dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan.
Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan tangan ibu.
c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang
ibu, dan yang satu di depan.
d) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara.
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus.
f) Ibu
menatap bayi dengan rasa kasih sayang
g) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila
duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung
dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
h) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan.
Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan tangan ibu.
i) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang ibu,
dan yang satu di depan.
j) Perut
bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
k) Telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
l) Ibu
menatap bayi dengan rasa kasih sayang.
3)
Payudara
dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan
menekan puting susu atau aerola saja.
4)
Bayi
diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting
reflek) dengan cara:
a)
Menyentuh
pipi dengan puting susu atau,
b)
Menyentuh
sisi mulut bayi
5)
Setelah
bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi diletakkan ke payudara ibu dengan
putting susu serta aerola dimasukan ke mulut bayi:
a) Usahakan sebagian besar aerola dapat masuk
ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak
dibawah aerola.
b) Setelah bayi mulai menghisap, payudara
tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
f. Teknik menyusui yang benar
Menyusui
dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau
bayi enggan menyusu.
Setelah
menyusu pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada
payudara yang lain.
Cara melepas isapan bayi:
1) Jari kelingking ibu dimasukan kemulut bayi
melalui sudut mulut atau,
2) Dagu bayi ditekan dibawah
g. Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya
bayi disusui secara nir-jadwal (on
demond), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan, dingin, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya
bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 2 minggu kemudian.
Menyusu
dengan dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sengat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui
nir-jadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui
bayi. Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada
malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ASI
eksklusif
1) Tingkat
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu :
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002). Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman ibu sendiri atau
orang lain (Notoadmodjo, 2005). Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan ibu dalam pola pemberian ASI eksklusif.
2) Sosial ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah tingkat
pengetahuan. Pengetahuan juga dapat diperoleh melalui kenyataan (fakta) dengan
melihat dan mendengar sendiri serta melalui alat-alat komunikasi misalnya
dengan membaca surat kabar, mendengar radio, melihat film atau televisi dan
lain sebagainya.
3) Pendidikan
Sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan
nafkah (Tim penyusun kamus pembinaan dan pengembangan bahasa, 2005). Bekerja
pada ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya termasuk
aktifitasnya sehari-hari khususnya dalam pola pemberian ASI eksklusif karena
dengan ibu bekerja maka pola pemberian ASI eksklusif akan berkurang.
4) Pekerjaan
Semakin tinggi pendidikan seseorang,
semakin menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki,
sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai baru (Nursalam, 2000). Dari pernyataan tersebut maka ibu
yang mempunyai bayi dengan latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih
mudah memperoleh dan mengingat informasi yang diberikan tentang inisiasi
menyusu dini dan pola pemberian ASI eksklusif.
i.
Tingkat
pengetahuan Ibu tentang inisiasi
menyusu dini
Tingkat pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu
dini adalah kemampuan seseorang untuk mengingat, menjelaskan, menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi yang sebenarnya, mampu untuk
menyebarkan materi, meletakkan dan melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi atau obyek mengenai proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayi dibiarkan dan bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri dan bayi dibiarkan kontak kulit antara bayi dan kulit ibunya setidaknya
selama satu jam segera setelah lahir.
Komentar
Posting Komentar