ANEMIA PADA IBU HAMIL


1Anemia Pada Ibu Hamil
a.       Definisi Anemia pada ibu hamil
Anemia adalah istilah yang digunakan pada keadaan penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah sampai kadar (untuk wanita hamil) di bawah 11%. Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. Anemia adalah keadaan kadar hemoglobin dalam darah  £ 11 gr % (Manuaba, 2003). Penyebab anemia adalah ketidakseimbangan antara konsumnsi bahan makanan sumber zat besi yang masuk dalam tubuh dengan meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
 Hemoglobin merupakan zat berwarna merah yang fungsi utama untuk mengangkut oksigen kesemua bagian tubuh lainnya. Dalam kehamilan terjadi peningkatan volume plasma darah sehingga terjadi hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah merah lebih sedikit dibandingkan dengan meningkatnya volume plasma dan akhirnya dapat terjadi pengenceran darah (Hemodelusi). Penyebab terbanyak anemia dalam kehamilan adalah defisiensi zat besi dan pendarahan akut.Anemia secara laboratorik yaitu keadaan apabila terjadi penurunan dibawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit hemotokrit (I Made Bakta, 2003)
Menurut WHO tahun 1996 yang dikutip oleh Gillespie, 1998 cit Widianto, 2001 anemia defisiensi besi adalah tingkatan kekurangan besi yang paling berat dan terjadi bila konsentrat hemoglobin jauh di bawah (standar deviasi) di bawah median dari populasi sehat yang sama umur, jenis kelamin, dan tingkatan kehamilan.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11g%.
b.      Etiologi Anemia Pada Kehamilan
Anemia pada umumnya disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Selain itu, anemia juga disebabkan karena malabsorsi/gangguan penyerapan zat besi pada usus kurang baik, kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan, haid dan lain-lain sehingga sel darah merah banyak yang hilang akibatnya kadar Hb turun.
Bentuk anemia yang banyak ditemukan dalam kehamilan yaitu anemia defisiensi besi (Wiknjosastro, 2002). Secara garis besar yang menyebabkan terjadinya anemia zat besi hampir sama dengan anemia pada umumnya yaitu:
1)      Penyerapan zat makanan yang terganggu akibat fungsi saluran pencernaan yang terganggu.
2)      Kesalahan dalam susunan menu makanan.
3)      Intake yang kurang mengandung zat besi.
4)      Kebutuhan zat besi yang meningkatkan dalam kehamilan.
5)      Kemampuan organ untuk menampung zat besi menurun.
6)      Adanya penyakit-penyakit kronis seperti (TBC, paru-paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
c.       Tanda dan Gejala Anemia
              Menurut Depkes RI (2001) gejala-gejala yang dirasakan pada anemia defisiensi zat besi meliputi 5L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lalai) pusing, mata berkunang-kunang,dan nafsu makan menurun. Gejala tersebut muncul karena suplai oksigen ke jaringan berkurang sehingga metabolisme dalam sel tidak sempurna. Sedangkan tanda yang ditemukan adalah kelopak mata, bibir, kulit, dan telapak tangan jadi pucat yang disebabkan oleh sel darah merah hipokronik atau warna jauh lebih muda dari warna normal yaitu merah (Wiknjosastro,2002).
d.      Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
            Menurut Wiknjosastro (2002) anemia dalam kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi 5 yaitu:
1)      Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang disebakan akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini dapat disebabkan oleh kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan reabsorsi, gangguan penggunaan atau terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
2)      Anemia Megaloblastik
Disebabkan karena defisiensi asam folik, (pteroylglutamic acid), jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
3)      Anemia Hipoblastik
Disebabkan karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik yaitu sepsis sinar rontgen, racun atau obat-obatan.
4)      Anemia Hemolitik
Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
5)      Anemia-anemia lain.
Disebabkan karena malaria, cacing tambang, penyakit ginjal menahun,  penyakit hati, tuberculosis, sepsis, tumor ganas dan lain-lain.
e.         Tingkat Derajat Anemia
                   Tingkat derajat anemia diambil dari panduan WHO tentang Hb
1)   11 gr% sebagai tidak anemia
2)   9-10 gr% sebagai anemia ringan
3)   7-8 gr% sedang
4)   <7 gr/% sebagai anemia berat (Manuaba 2003).
           Tipe-tipe yang frekuensinya paling banyak dijumpai dalam kehamilan menurut (Prawirohardjo, 2006). Berdasarkan etiologi membagi anemia dalam kehamilan yaitu :
1)   Anemia Defisiensi Besi           : 62,3%
2)   Anemia Megaloblastik            : 29,05%
3)   Anemia Hipoblastik                : 8,0%
4)   Anemia Hemolotik                  : 0,7%
f.       Penanganan dan pengobatan.
     Penanganan tergantung dari penyebab anemia tetapi apapun penyebabnya harus cukup zat besi untuk keperluan pembentukan hemoglobin. Pada anemia defisiensi besi terapi dengan preparat besi oral atau parental.
1)      Terapi Oral biasanya diberikan preparat besi seperti: fero sulfat, fero glukonat atau nefero besitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan. Program nasional menganjurkan kombinasi 60mg asam folat untuk profilaksis anemia. Kebijakan pemerintah dalam pemberian tablet Fe untuk semu ibu hamil sebanyak 1 x  satu tablet selama 90 hari. 
2)      Pemberian preperat parental yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000mg (20ml) intravena atau 2x 10ml/intramuskuler pada gluteus  dapat meningkatkan Hb relative lebih cepat yaitu 2 gr%.
      Pemberian parental mempunyai indikasi intoleransi gastrointestinal, anemia berat, kepatuhan yang buruk terhadap pemakaian preparat besi oral  (Wiknjosastro, 2002).
g.      Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan  dan Janin
              Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin menurut Manuaba (2003) adalah sebagai berikut: Bahaya selama kehamilan, dapat terjadi abortus, IUGR, mudah terjadi infeksi, mola Hidatidosa, perdarahan Antepartu, Ketuban Pecah Dini.: bahaya selama persalinan, gangguan His (kekuatan mengejan kurang), kala I berlangsung lama dan terjadi partus lama, kala II dapat berlangsung lama dan terjadi partus lama sehingga dapat melelahkan dan memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala III dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala IV dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.
 Bahaya terhadap janin, abortus, terjadi kematian Intra Uteri, persalinan prematuritas tinggi, BBLR, Kelahiran dengan Anemia, Cacat bawaan, mudah terjadi infeksi dan kematian perinatal, intelegensi rendah.
Bahaya pada masa nifas : terjadi Subinfulosio Uteri menimbulkan pendarahan postpartum, memudahkan terinfeksi pueperium dan anemia kala nifas


h.      Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya Anemia:
Menurut Wiknjosatro (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia adalah :
1)      Umur Ibu
            Kehamilan resiko tinggi dapat timbul pada empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua terlalu banyak, terlalu dekat). Pada kelompok umur beresiko adalah < 20 tahun >35 tahun dan kelompok umur tidak beresiko atau beresiko ringan yaitu 20 tahun - 35 tahun. Yang dapat memperberat terjadinya anemia adalah sering kali wanita memasuki masa kehamilan dengan kondisi dimana cadangan besi dalam tubuh kurang dan terbatas, hal ini dapat diperberat bila hamil pada usia <20 tahun  karena pada usia itu membutuhkan zat besi yang banyak selain untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri juga janin yang dikandungnya.
2)      Tingkat Pendidikan
            Pendidikan dalam arti formal sebenarnya adalah suatu proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidik (anak didik) guna untuk mencapai perubahan tingkah laku (tujuan). Karena pendidikan ini adalah suatu proses maka dengan sendirinya mempunyai masukan dan keluaran. Masukan proses pendidikan adalah sasaran atau anak didik yang mempunyai karakteristik, sedangkan keluaran proses pendidikan adalah tenaga atau lulusan yang mempunyai klasifikasi tertentu sesuai dengan tujuan pendidikan institusi yang bersangkutan. Pendidikan yang rendah berpengaruh pada tingkat pengetahuan ibu.
            Terbentuk suatu perilaku terutama pada orang dewasa dimulai pada orang dewasa dimulai pada kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulasi yang berupa materi atau diluarnya.
            Pengetahuan sangat berhubungan dengan pendidikan, sedangkan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi, sedangkan semakin meningkat produktifitas, semakin meningkat kesejahteraan keluarga.
3)      Ekonomi
Bila dikaitkan dengan kenyataan sosial ekonomi yang rendah maka ibu hamil sangat rentan terhadap permasalahan yang dikaitkan dengan nutrisi. Banyak permasalahan yang dipersulit oleh status sosial, ekonomi rendah, acap sangat terjadi pada wanita berbagai usia dan latar belakang budaya.
4)      Paritas
            Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika ketersediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.
            Pada kehamilan relative terjadi anemis karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncak dalam kehamilan antara 32 dan 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%.Bila sebelum hamil 11gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan hb itu akan menjadi 9,5% sampai 10gr%. Setelah persalinan, dengan lahirnya plasenta dan pendarahan, ibu akan mengalami kehilangan zat besi sekitar 900 mlgr.
5)        Umur Kehamilan
Pada kehamilan relative terjadi anemi karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak dalam kehamilan antar 32-36 minggu. Makin tua umur kehamilan makin rendah kadar Hb karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan sehingga frekuensi anemia akan meningkat pula. 
6)      Kepatuhan Minum Fe
Kata ”kepatuhan” berasal dari kata dasar “patuh” yang berarti taat, suka menurut dan disiplin. Kepatuhan adalah tingkat perilaku penderita dalam mengambil sesuatu tindakan untuk pengobatan, misalnya dalam melakukan diet dan menentukan kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat. Dalam bidang pengobatan seseorang dikatakan tidak patuh apabila orang tersebut melalaikan kewajiban untuk berobat. Demikian pula sehingga dapat mengakibatkan terhalangnya kesembuhan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi patuh atau tidaknya seseorang dalam berobat menjadi 3 kelompok :
a)      Faktor pesdisposisi yang mencakup persepsi, pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai tradisi.
b)      Faktor pendukung yaitu potensi sumber daya manusia.
c)      Faktor pendorong meliputi sikap pengambilan keputusan.
Patuh atau tidaknya seseorang dalam melakukan suatu kegiatan dapat dilihat dari tingkat kepatuhan. Tingkat kepatuhan juga dapat digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan, kemajuan, perkembangan, kegiatan apakah sesuai dengan standar atau aturan yang ditentukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROGRAM KIA

BOUNDING ATTACHMENT

ASKEB IBU HAMIL PATOLOGI DENGAN SEROTINUS